PANDANGAN SEORANG PRIBUMI TERHADAP ORANG CINA

by Aroganswift

Saya seorang pribumi yg dulunya benci setengah mampus sama WNI keturunan Cina. Tetapi setelah hidup di Amerika selama 10 tahun dan sekarang bekerja di salah satu bank terbesar di dunia berpusat di New York City, pandangan saya berubah dan mengerti mengapa Cina itu berbeda dengan orang pribumi. Dan sebenarnya banyak sekali hal-hal yg kita tidak mengerti tentang Cina, dan hal-hal ini sebenarnya harus kita ketahui dan kita pikirkan lagi, karena hal-hal ini adalah sesuatu yg bisa kita pakai untuk kepentingan bangsa sendiri dan utk memajukan bangsa sendiri. Bukan saya bilang bahwa kita harus berubah jadi Cina, cuma kalau memang bagus mengapa tidak ? Dan memang ada juga hal-hal buruknya, tetapi semua bangsa juga punya hal yg buruk.

Marilah saya mulai pendapat saya tentang perbandingan antara WNI asli dan keturunan Cina :

1. Perbedaan2 nyata Setelah bekerja tiga tahun lebih dan punya teman dekat orang bule dan orang Cina dari Shanghai di tempat kerja saya, saya melihat banyak sekali perbedaan2, diantaranya :

A. DUIT

a) Si bule, kalo gajian langsung ke bar, minum-minum sampe mabuk, beli baju baru, beli hadiah macam-macam untuk istrinya. Dan sisanya 10% di simpan di bank. Langsung makan-makan di restoran mahal, apalagi baru gajian.

b) Si Cina, kalau gajian langsung di simpan di bank, kadang-kadang di invest lagi di bank, beli Saham, atau di bunga-in. Bajunya itu2 saja sampe butut. Saya pernah tanya sama dia, duitnya yg di simpen ke bank bisa sampe 75%-80% dari gaji.

c) Saya sendiri. kalo gajian biasanya boleh deh makan-makan sedikit, apalagi baru gajian, beli baju kalo ada yg on-sale (lagi di discount), beli barang-barang kebutuhan istri, sisanya kira2 tinggal 15-20% terus di simpen di bank. *** Kebanyakan di Amerika, orang Cina yang kerja kantoran (sebenarnya Korea dan Jepang juga) muda-muda sudah bisa naik mobil bagus dan bisa mulai beli rumah mewah. walaupun orang tuanya bukan konglomerat dan bukan mafia di Chinatown. Malah mereka beli barang senangnya cash, bukan kredit. Soalnya mereka simpan duitnya benar-benar tidak bisa di kalahkan oleh bangsa lain. Kalau bule atau orang hitam musti ngutang sampe tahunan baru bisa lunas beli rumah.

KERJAAN

a) si bule, abis kerja (biasanya jam kerja jam 8 pagi - 6 sore) hari Senen sampai hari Jumat (Sabtu dan minggu tidak kerja)) ke bar ato makan-makan ngabisin gaji. Kalau di suruh lembur tiba-tiba, biasanya kesel-kesel sendiri di kantor. Biasanya kalo hari Senen, si bule tampangnya kusut, soalnya masih lama sampe hari Sabtu, pikirannya weekend melulu. Kalo hari Kamis, si bule males kerja, pikirannya hari Jumat melulu. Terus jalan-jalan gosip kiri kanan.

b) si Cina, abis kerja langsung pulang ke rumah, masak sendiri, nggak pernah makan di luar (saya sering ngajak dia makan, cuma tidak pernah mau, mahal katanya, musti simpan duit, kecuali kalo ada hari-hari khusus). Kalau di suruh lembur tidak pernah menolak, malah sering menawarkan diri untuk kerja lembur. Kalau di suruh kerja hari Sabtu atau hari Minggu juga pasti mau. Kadang-kadang dia malah kerja part-time (bukan sebagai pegawai penuh) di perusahaan lain untuk menambah uangnya.

c) saya sendiri, kalau disuruh lembur, agak malas juga kadang-kadang karena sudah punya rencana keluar pergi makan sama teman-teman kantor. Kadang-kadang ingin sekali pulang ke rumah karena di kantor melulu, cuma mau nggak mau mesti kerja (jadi kesannya terpaksa, nggak seperti si Cina yg rela). Weekend paling malas kalau musti kerja. *** Bos-bos juga biasanya suka sama orang Cina kalau soal kerjaan. Mereka soalnya pekerja yg giat dan tidak pernah bilang 'NO' sama boss. Dapat kerja juga gampang kalau mukanya Cina, karena di pandang sebagai 'Good Worker'. Atau pekerja giat. Jarang sekali, kecuali penting sekali dia tidak bersedia kerja lembur. Dan kalaupun tidak bersedia lembur, biasanya dia akan datang Sabtu atau Minggu, atau kerja lembur besoknya.

B. RUMAH

a) Apartment si bule, wah bagus sekali. gayanya kontemporari. Penuh dengan barang-barang perabotan dan furniture mahal. Pokoknya gajinya pasti abis ngurusin apartment dia.

b) Apartment si cina, wah ... kacau. Cuma ranjang satu, di lantai saja. Meja butut, dan dua kursi butut. TV nya kecil sekali, TV kabel saja tidak punya. Pokoknya sederhana sekali. Waktu saya tanya, dia bilang 'bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian.' daerahnya pun bukan di daerah mahal, tempatnya di daerah kumuh dan kurang ada yg mau tinggal.

c) Apartment saya sendiri, yah lumayan, cuma istri saya suka juga merias rumah. Jadi apartment saya lumayan lah tidak seperti punya si Cina. Saya benar-benar salut dia bisa hidup begitu. Padahal duitnya di bank banyak. Gaji dia saja lebih tinggi dari saya karena lebih lama di perusahaan tersebut. *** Setelah 10 taon, biasanya si bule, orang item, masih tinggal di apartment atau baru ngutang beli rumah, si Cina sudah bisa beli rumah sendiri. Karena nabung dengan giatnya, dan cuma beli yg penting-penting saja. Jadi uangnya di tabungkan sendiri. ***

Disini saja saya bisa lihat perbedaan-bedaan nyata, saya pertama-tama pikir, wah si Cina ini pelit amat. Masa duit banyak kayak begitu di simpan saja di bank. Dan kalau kita banding-bandingkan dengan sejarah orang-orang Cina, kita akan tahu kenapa mereka (Cina) itu dalam long-range nya (jangka panjang nya) lebih maju dari pribumi di Indonesia, karena saya sempat bertukar pikiran dengan beberapa teman lagi orang Cina lainnya, orang India, orang Arab, orang Jerman, orang Amerika, dan orang Cina ini sendiri. Kita musti tau sejarahnya orang Cina ini.

2. Perbandingan antara sejarah kebudayaan Cina dan Indonesia JAMAN DULU Bangsa Cina adalah bangsa yg bangga dengan bangsanya, karena kebudayaan Cina adalah salah satu kebudayaan yg tertua di dunia, hampir setaraf dengan Mesopotamia dan Mesir. Karena itu kebudayaan Cina itu benar-benar menempel di sanubari nya. Susah sekali untuk melepaskan kebudayaan tersebut karena memang betul kebudayaan mereka itu hebat, terus terang, kalau kita bandingankan dengan kebudayaan kita (pribumi Indonesia) kita tidak bisa mengalahkan kebudayaan orang Cina. Dan memang kebudayaan mereka sudah diakui dunia. Menurut salah satu Journal of Archeology terkemuka di dunia, orang Melayu itu unsurnya lebih banyak mengarah ke bangsa Mongol atau Cina. Jadi bangsa Indonesia itu sebenarnya Cina, walaupun secara biologis dan evolusis, ada unsur-unsur dari India dan Arab di darah orang pribumi. Tetapi orang Indonesia (Melayu) itu sebenarnya genetik nya lebih dekat ke orang Cina. orang Cina itu sudah dari dulu 4000 tahun hidupnya diawang kesusahan terus (maksudnya rakyat kecilnya). Negara Cina dari jaman dulu, katanya, sudah perang terus, rakyat kecil di siksa olah pemerintahnya sendiri, dan pemerintahnya berganti-ganti terus. Orang Cina bisa di bilang salah satu bangsa yang tahan banting. Sudah biasa menderita, dan makin menderita, biasanya orang kan makin nekad dan makin berani, jadi semua jalan di tempuh, namanya saja mau hidup, bagaimana. Ini juga terjadi di Indonesia.

Karena negaranya sendiri, Cina, banyak masalah, mereka imigrasi kemana-mana. Mereka ada di mana-mana, teman saya orang item dari Nigeria dan Ethiopia (Afrika) bilang di sana pun ada banyak orang Cina. Dan herannya. Cina-cina di Afrika pun sukses dan bisa di bilang tidak miskin.

DI INDONESIA

Di Indonesia sendiri, waktu saya masih tinggal di Jakarta, saya bisa melihat perbedaan-perbedaannya, cuma waktu itu pikiran saya belum terbuka. Saya pernah punya teman orang Cina di Senen buka toko kain. Di sebelahnya persis ada pak Haji yg juga buka toko kain. Setelah dua tahun, bisnis si Cina makin maju, dan si pak Haji sebelah akhirnya bangkrut. Ternyata bukan karena si Cina main curang atau guna-guna si pak haji. Ternyata itu karena si Cina, walaupun sudah untung, uangnya di simpan dan di tabung saja, untuk mengembangkan bisnisnya lagi. Dan dia dan istrinya makan telor ceplok saja Sedangkan si pak haji baru untung sedikit sudah makan besar di restoran karena gengsi sama keluarga nya. Nah bukannya si pak haji ini salah ? Bukannya kita bisa lihat sendiri bahwa Cina ini pikirannya lebih maju lebih melihat ke depan dan lebih tahan banting ? Saya kira ini adalah suatu hal yang bisa kita contoh dari si Cina ini. Mungkin kita tidak usah terlalu pelit seperti dia, tapi juga tidak usah gengsi-gengsian. Saya sudah bertemu dengan banyak orang dari negara yg berbeda-beda dan satu hal yg benar-benar nyata adalah orang yg TIDAK MEMBUAT KEPUTUSAN BERDASARKAN GENGSI biasanya NEGARANYA MAJU. Coba saja lihat orang Hong Kong, orang Jepang, orang Inggris, orang Amerika, orang Jerman dan orang Singapore, mereka sudah MAJU sekali pemikirannya. Tidak seperti orang Indonesia. Kalau YA yah sudah bilang YA, kalau TIDAK yah bilang TIDAK. Jadi tidak tidak ada yg tidak enak hati. Kalau sudah lama tidak enak hati akhirnya berantem. Orang Indonesia sayangnya gengsinya tinggi sekali, tidak mau mengaku kalau memang salah atau harus merubah sesuatu yg jelek. Inilah kelemahannya.

Part II Di mata Internasional bangsa Indonesia sudah terkenal sebagai NAZI Jerman versi Asia Tenggara. Waktu perang dunia ke II bangsa Jerman sedang miskin karena mereka kalah perang dunia ke I, supaya rakyat tidak marah, si Hitler yg cerdik sengaja menyalahkan orang Yahudi yg memang kaya dan menguasai ekonomi Jerman. Dan orang Yahudi akibatnya di bantai dan tidak di perlakukan sebagai warga negara sendiri. Padahal mereka juga sudah lama tinggal di Jerman dan sudah merasa sebagai bangsa sendiri, walaupun mereka masih memegang kebudayaan mereka yg tinggi, sama seperti Cina di Indonesia. Di Indonesia anehnya, pribumi benci dengan Cina tetapi bukan dengan orang Belanda atau orang Jepang. Kalau di pikir-pikir, si Cina itu tidak salah apa-apa. Saya sebagai pribumi baru sadar akan hal itu. Belanda menyiksa bangsa Indonesia dan menguras harta bumi kekayaan Indonesia selama 350 tahun dan setelah pergi meninggalkan penyakit yg paling bahaya dan mendarah daging, yaitu korupsi, yg sampai sekarang juga menimbulkan krisis ekonomi setelah 65 tahun merdeka rupanya penyakit ini bukannya makin terobati, tetapi makan menusuk dan menular ke seluruh badan dan mental bangsa Indonesia. Bangsa Jepang, cuma menguasai 3.5 tahun, tapi menyiksa bangsa Indonesia lebih kejam dari bangsa lain. Karena kalah perang, bangsa Jepang, yah mau tidak mau sekarang musti menguasai dunia secara ekonomi tidak bisa lagi main angkat senjata. Anehnya kita sebagai pribumi malah benci dengan Cina bukannya dengan Belanda atau Jepang.

Lucu sih. Semua bangsa lain (Korea, Cina, Burma, Vietnam, dan Afrika) benci dengan bekas penjajahnya bukan penduduk sesama yg telah hidup bertahun-tahun bersama-sama (yaitu Cina kalau di Indonesia). Salah apa si Cina-cina ini, tidak salah apa-apa. Kenapa mereka kelihatannya buas dalam bisnis, tamak, dan rakus ? kenapa ? Karena mereka selama tinggal di Indonesia selalu di perlakukan sebagai orang luar dan di anak-tirikan. Coba bayangkan kalau anda-anda jadi Cina, pasti Anda-anda juga mau melindungi diri sendiri, siapa yg mau nggak makan besok ? atau mati ? Yah, kalau begitu, mereka jadi cerdik, agak licik, mengambil kesempatan dalam kesempitan, sampai akhirnya berhasil memegang ekonomi Indonesia. Tapi mereka juga bekerja keras, JAUH ..... SANGAT JAUH LEBIH KERAS DARI KITA YG PRIBUMI. Bukan cuma di Indonesia saja. orang Cina sepertinya ditaruh dimana saja pasti sukses dan bekerja keras. Mereka (Cina) tidak menyerah pada nasib, dan selalu INGIN MENJADI DUA KALI LIPATKAN TARAF HIDUPNYA, kita yg pribumi, biasanya puas dengan keberhasilan kita dan malas malasan karena merasa sudah diatas angin. Bagi Cina2 ini tidak berlaku, mau setinggi apa juga, pasti bisa lebih tinggi lagi. Kita saja yg bodoh, mau dengar omongan pemerintah yg brengsek dan mengkambing hitamkan Cina. Karena mereka sendiri juga busuk tetapi takut ketahuan. Jadi mereka menggunakan Cina sebagai tameng dan kambing hitamnya. Gimana mau hidup sebagai negara yg maju coba ? Kalau tidak bersatu. Negara yg maju harus bisa hidup dengan tentram satu sama lain tidak perduli dengan warna kulit, agama, dan keturunan. Semuanya musti diakui sebagai satu bangsa. Contohnya Amerika, mau cari orang dari mana saja ada. Cuma mereka bersatu, dan mereka sadar tiap orang punya kejelekan masing-masing. Cuma tidak digembar-gemborkan, tapi dibicarakan dan dirubah. Yg bagus nya diambil, dan dipakai bersama-sama untuk memajukan negara. Tidak segan-segan, atau gengsi, kalau gengsi-gengsi maka tidak akan maju. Harus open (terbuka) dan mau menerima kesalahan dan musti mau berubah."

Tulisan diatas ditulis oleh seorang kawan saya orang asli Indonesia yg sekarang berada di USA. Karena tidak muat dipost jadi 1 page dan tidak mau merubah originalitas tulisan ini, saya pecah jadi 2 post. temen2 .. coba deh di renungkan lagi .. apa belum cukup pertentangan yg terjadi di bangsa kita? bangsa kita sudah cukup lemah. Mestinya kita bersatu utk semakin kuat. Bukan malah perang saudara.Bukan kah terroris sudah cukup memanfaatkan kelemahan bangsa ini? Mengapa terus saling bunuh? saling cemoh? dsb. BUKA lah mata kalian lebar2.

Lihat siapa yg sebenarnya BENAR. dan siapa yg sebenarnya SALAH!?

Coba deh di pikir lagi. Simak bagus kata-kata nya saudara ku ...

► Kami datang belakangan , awalnya banyak dari kami yang datang dalam kemiskinan, Sudah banyak yang tiba lebih dulu sejak Generasi nenek moyang nya .

► Kami duduk di bawah terik matahari menunggu dagangan kami, di saat ada orang lain datang meminta bagian untuk uang "keamanan"

► Kami mengayuh sepeda berjualan bakpao di saat orang lain sedang menikmati makanan kesukaan nya.

► Kami menghitung berapa kuat kami bisa menanggung beban dan berapa yg bisa kami tabung, di saat orang lain menghitung berapa banyak uang yg akan di belanjakannya.

► Kami berusaha dan mencari peluang yang bisa menghasilkan uang, ketika orang sedang mencari barang apa yang bisa di beli dengan uang nya.

► Kami rajin berhubungan dengan banyak orang agar kami lancar mencari makan, ketika yg lain sedang enak menikmati hidangan makan malam di meja nya.

► Kami berani menanggung resiko atas pinjaman2 dengan bunga tinggi, di saat banyak orang merasa berpuas diri akan penghasilan rutin nya.

► Kami rela makan nasi sekali sehari demi masa depan, di saat semua orang menuntut makan 3 kali sehari.

► Kami mengirit dan rela menggunakan pakaian ala kadarnya, di saat banyak orang menggunakan pakaian mewah buatan Perancang & Butik terkenal

Setelah berpuluh Tahun sang waktu berlalu ....

► Kami menikmati apa yang telah kami perjuangkan, di saat itu ada yang mengumpat dan berkata " sialan, lu nguasain negara gueee "

► Kami menikmati liburan untuk melihat indahnya alam ciptaan Tuhan, di saat orang-orang ribut akan kenaikan harga sembako.

► Kami bersyukur atas hasil kerja keras kami, di saat banyak orang sedang sibuk mengutuki negeri ini dan berdemo anarkis merusak negeri ini.

► Kami berjalan menyisir pantai, menikmati tenggelamnya matahari, ketika orang lain melihat matahari tenggelam dari jendela masih di tempat kerjanya.

► Kami sangat bersyukur karena anak-anak kami bisa melanjutkan pendidikan, ketika orang lain banyak yang pusing memikirkan bagaimana menyekolahkan anaknya.

► Kami menikmati dan bercerita tentang bagaimana indahnya hidup ini, ketika orang bercerita tentang susah dan pahitnya hidup ini.

► Kami sudah berpikir besok mau makan apa, ketika banyak orang berpikir apa besok bisa makan.

► Saat kami menikmati puncak kesuksesan, ada sebagian orang menyalahkan kami atas kemiskinan yang mereka alami.

► Saat kami masuk ke pintu ruang pabrik kami, ada yang datang minta bagian atas apa yang telah kami perjuangkan. Kami tahu sebagian orang menganggap kami ini hanya pendatang, tapi kami tahu bagaimana membuat hidup ini menjadi lebih berarti dan di hargai, kami telah tunjukkan bagaimana kami berjuang lebih keras dalam hidup ini.

► Kami tahu sebagian orang menganggap kami ini hanya numpang, tapi kami telah tunjukkan bahwa kami bukan penumpang gelap yang tak membayar, kami telah tunjukan bahwa kami juga adalah pejuang yang gigih dan kami adalah penurut, banyak dari kami juga ikut berjuang bahu membahu dengan para pejuang lain.

► Kami ini adalah keturunan pengusaha ulet yang menganggap uang bukan jatuh dari langit, tapi harus di bayar dengan keringat dan kadang dengan air mata maupun darah. Tapi ada yang mengutuki kami, mengapa negeri ini penuh dengan keturunan kami yang sukses, Ada yang tidak senang dan mengiri akan kesuksesan kami. Bukan kami menjauhkan diri kami dan anak kami dari pergaulan, tapi karena kami hanya ingin agar anak2 kami lebih terjaga.

► Kami bukannya sombong dan kami sama sekali bukanlah orang yang pembenci sesama, tapi kami hanya ingin hidup seperti apa yang nenek moyang kami ajarkan, " JANGAN PERNAH MEMINTA, TAPI BERUSAHALAH " Bukan kami tak mencintai Negeri ini, percayalah Hati kami telah tertaut dan milik Negeri ini.

► Kami ini di takdirkan lahir di Negeri ini, mencari hidup dan ingin mati di negeri ini. Tapi ada sebagian orang yang membenci kami dan bahkan ingin menyakiti kami.

Percayalah kami ini hanya berkorban, kami hanya berbuat yang terbaik untuk anak-cucu kami.

► Kami ini berjuang dari kemiskinan untuk mencapai kemakmuran.

► Kami ini tidak pernah meminta semua itu dengan gratis.

► Kami membayar apa yang harus kami bayar.

► KAMI KETURUNAN TIONGHOA, KAMI BANGGA Meski kami kenyang tapi kadang tidur kami tak nyenyak, kami dalam ketakutan, Takut di serbu dan kembali di sakiti, Sering kami di hantui mimpi buruk, Rumah dan harta bisa hilang , Bahkan Nyawa pun bisa melayang. Kadang kami merasa berdiri di atas Bom Waktu yang bisa meledak setiap sa’at.

► Kami telah terlahir di Indonesia, kebanggaan dan Tumpah Darah kami tentulah INDONESIA.

► Jangan tanya Tuhan kenapa kami di lahirkan disini,

► Jangan lagi bicara sipitnya mata kami,

► Jangan lagi bicara kuningnya kulit kami,

► Jangan lagi masalahkan kesukuan kami,

► Jangan lagi ada rasa curiga

► Jangan lagi ada rasa permusuhan

► Jangan lagi ada rasa kebencian

Karena Tumpah Darah kami tetaplah INDONESIA,

Karena Minum kami adalah air INDONESIA,

Makan kamipun juga nasi INDONESIA, Maka Darah kami pastilah juga Darah INDONESIA.

Sekarang ….. Zaman telah berganti, penguasa juga telah datang dan pergi.

Sekarang ….. Kita lupakan masa lalu yang menyeramkan dan sangat kelabu.

Sekarang ….. Jangan lagi ada Tragedi yang menyayat banyak hati.

Sekarang ….. Sa’atnya kita lupakan dan hilangkan masalah kesukuan.

Sekarang ….. Sa’atnya kita semua bersatu padu membangun Negeri.

Sekarang ….. Sa’atnya kita angkat Negeri tercinta ini dari kemiskinan.

Sekarang ….. Sa’atnya kita galang semangat Persatuan dan Kebersamaan.

Sekarang ….. Sa’atnya kita kembangan bersama wawasan Kebangsaan kita.

PANCASILA dan BHINEKA TUNGGAL IKA Best Regards. benernya bangsa kita kalo mau maju ini cepet kok. Semua kekayaan alam yg luar negri mesti import .. kita semua punya disini .. rakyat kita banyak sekali. jika di bandingkan dgn Australia atau Singapore .. kita mestinya jauh lebih maju. Utk negara singapore, air mineral saja mesti import dari negara Malaysia. Dan Australia negaranya sangat kering. kekurangan air bersih. makanya tahun lalu bisa terjadi kebakaran besar di sana kalo agan2 semua menyimak berita. Tapi kenapa kedua negara ini bisa lebih kaya dari negara kita? Negara kita sangat subur. Kaya kekayaan alam. Rakyat nya sangat bnyk. dan dari sana jg banyak lahir orang2 pintar. Tapi sayang negara ini tidak menghargai itu semua dan memanfaatkan nya utk "kantong" pribadi saja. Jadi sebenarnya pihak mana yg harusnya di salahkan? Melihat rakyatnya jauh di bawah garis standart hidup. sedangkan pemerintah nya kerja nya tidak jelas apa. Yg kita tahu korupsi nya saja tidak abis2. Perbedaan ini yg terlalu jauh mencolok. Semestinya rakyat berontak utk hal ini. Kaum Cina tidak ada hub nya dgn ini. Karena kaum Cina tidak ada 1% yg duduk di bangku pemerintahan. Penduduk Indonesia lebih dari 250juta jiwa saat ini dan hampir 30% nya terpusat di DKI Jakarta. Macet tidak ada habis nya dan tidak dapat di hindari. Apabila terus seperti ini dan pemerintah tidak ambil andil serius .. maka dpt di pastikan 2015 Jakarta akan lumpuh total. Percuma beli mobil seharga 2 milyar pun kalo gak bisa gerak. Kota penuh dgn sepeda motor dan angkot yg penuh polusi. Mengapa bisa demikian? Tanyakan ke pemerintah kita. Ga ada hub nya dgn orang Cina. Coba lirik ke negara Australia .. kalo ada yg pernah kesana .. bisa tiduran di jalanan malah saking kosong nya. 1 kota Sydney itu cuma 6 juta jiwa penduduk nya. Australia secara keseluruhan cuma 25 juta jiwa, dan itu pun terbagi rata. Karena pemerintah nya bisa mengatur. Dan taraf hidup dan kesejahteraan rakyat nya pun di perhatikan. Tidak ada yg hidup di bawah standart. Maka dari itu mata uang mereka terus naik dan sekarang hampir menyamai US dollar. Sedangkan Indonesia bagaimana? Di lihat dari segala aspek memang negara kita menang. Tapi apabila terus begini lama2 negara kita di beli orang secara tidak langsung gan. Bayangkan saja hasil bumi seperti batubara saja masa punya perusahaan swasta? Ya mereka keruk saja terus utk keuntungan pribadi dan jual ke luar negri. Nanti kalo sudah habis ya sudah. Terlalu bnyk kesalahan di negeri ini.

Kita seharusnya pikir flashback utk merenung. Dan coba liat secara global utk dapat maju.

Maaf apabila saya ada salah kata.

Salam.

http://m.facebook.com/notes/erlitha-nafthalie/cina-asli-cina-indo-bule-dan-pribumi-pandangan-org-indo-pribumi-sorriebukan-maks/451425510888?fbb=r9c6e2688&refid=7

NOTE :

:: Kisah ini di tulis sudah pada thn 2010, jadi mohon di maklumi jika ada data statistik yang tidak sesuai pada saat Anda membaca.

fear is not real.


You must realize, that fear is not real.
It is a product of thoughts you create.
Do not misunderstand me, danger is very real,
but fear is a choice.

Fear leads to suffering


Fear is the path to the dark side.
Fear leads to anger,
anger leads to hate, 
hate leads to suffering.
~ Yoda

They are powerless without your reaction


Do not get upset with people or situations, 
both are powerless without your reaction.
~ Unknown ~

Senyum penuh rasa syukur

Senyum penuh rasa syukur adalah salah satu cara mengakses energi sukacita

~ Gede Prama

Meditasi mengenal prinsip sederhana by Gede Prama


Meditasi mengenal prinsip sederhana: 

"pikiran cepat adalah hulu penderitaan, 
pikiran lambat adalah awal kesembuhan, 
pikiran yang hening sempurna itulah pencapaian meditasi". 

Artinya, memelankan pikiran melalui meditasi adalah langkah awal menentukan. Pengertian memelankan pikiran adalah belajar menyaksikan setiap bentuk pikiran, bukan diseret arus pikiran. Caranya sederhana, belajar menjadi saksi yang penuh pengertian terhadap setiap bentuk pikiran

~ Gede Prama

Be Soft ...


it is your mind that bother you

the end of suffering

"Then, Bahiya, you should train yourself thus: in the seen, there is only the seen; in the heard, only the heard; in the sensed, only the sensed; in the cognized, only the cognized. … When for you [there are only those things] …, then, Bahiya, there is no you … This, just this, is the end of suffering."

[The Buddha, in Bahiya-sutta]

Maka, Bahiya, berlatihlah demikian: di dalam yang terlihat hanya ada yang terlihat, di dalam yang terdengar hanya ada yang terdengar, di dalam yang terasa hanya ada yang terasa, di dalam yang teringat hanya ada yang teringat. … Bila bagimu [hanya ada itu] … maka, Bahiya, kamu tidak ada … Inilah, hanya inilah, akhir dukkha.”

[Sang Buddha, dalam Bahiya-sutta]

dua jenis penderitaan

Ada dua jenis penderitaan: penderitaan yang membuat lebih menderita dan penderitaan yang membimbing untuk mengakhiri penderitaan. Yang pertama adalah penyakit dari menggenggam kesenangan yang cepat berlalu dan penolakan terhadap ketidaksenangan. Kebanyakan orang terus menerus bergulat dari hari ke hari. Yang kedua adalah penderitaan yang datang ketika kamu membiarkan dirimu merasakan sepenuhnya pengalaman yang terus menerus berubah-kesenangan, sakit, kebahagiaan, dan kemarahan- tanpa ketakutan atau menarik diri. penderitaan dari apa yang kita alami membuat kita tidak memiliki rasa takut dan kita tenang.

~AJAHN CHAH

ANATTA

Sekali kamu mengerti anatta (tanpa inti, tanpa aku), beban kehidupan pun lenyap. Kamu akan merasa tenang hidup di dunia.

Bila kita melihat keluar dari diri kita, kita tidak lagi melekat kepada kebahagiaan, sehingga kita dapat sungguh-sungguh bahagia. Dengan belajar melepas, kamu akan menjadi seperti Apa Adanya - tidak menggenggam, tidak melekat, bebas.

Semua tubuh dibentuk dengan 4 elemen yaitu: tanah, air, udara dan api. Ketika semua unsur itu berkumpul dan membentuk tubuh, kita menyebutnya laki-laki, perempuan, memberi nama-nama, dan seterusnya. Jadi kita dapat mengedintifikasi yang satu dengan yang lain dengan mudah. Tapi sebenarnya tidak ada seorang pun di sana. Yang ada hanya tanah, air, udara dan api.

Jangan terlalu gembira atau terpesona olehnya. Bila kamu sungguh-sungguh melihat ke dalam, kamu tidak akan menemukan siapa pun disana.

(Tiada Ajahn Chah, penerbit Dian Dharma)

Apa yang kita tahu?

“Tidak tahu itu pada akhirnya akan timbul saat kita meneliti satu persatu barang atau satu persatu kejadian. Umpama meneliti satu persatu barang; betapa barang yang terkecil pun tentu masih dapat dibagi, sedang bagian terkecil itu juga masih bisa dibagi lagi. Demikian pula ketika meneliti barang yang terbesar; pun tentu masih dapat diduakalikan, sedang duakaliannya juga masih bisa diduakalikan lagi. Jadi, dalam meneliti barang yang benar-benar terkecil dan terbesar, kita pasti akan bermuara pada titik tidak tahu. Demikian pula saat meneliti suatu peristiwa, ketika bumi dan langit belum ada misalnya, apakah yang terjadi? Dan sebelum kejadian itu, apa pula yang telah terjadi? Demikian seterusnya, hingga pada akhirnya kita pasti tidak tahu. Begitu juga dalam meneliti kejadian setelah bumi dan langit lenyap misalnya, apakah yang akan terjadi? Dan setelah kejadian itu, apa lagi yang akan terjadi? Demikian seterusnya, dan pada akhirnya kita pun pasti tidak tahu. Jadi untuk mengetahui kejadian yang semula dan terakhir itu, sesungguhnya kita tidak akan pernah tahu. Tetapi jika ketidaktahuan itu kita paksakan, lantas kita pun menjadi mengira tahu, dan mengira tahu hakikatnya adalah tidak tahu. Jadi, mengira tahu sesungguhnya adalah ketidaktahuan yang dipaksakan; hanya untuk memenuhi pengharapan untuk dapat mengetahui segala hal sehingga mencari-cari tamsil, tanda-tanda, persamaan-persamaan, dan menjadikannya sebagai ilmu keyakinan jadi-jadian.”

Ki Ageng Suryomentaram
Filosof Jawa, Guru Ilmu Kawruh Begja (Ilmu Bahagia)

Derita

HUDOYO HUPUDIO:
Penderitaan adalah sifat dasar kehidupan semua makhluk.

Yg paling mendasar adalah ketakutan, kecemasan, kekhawatiran. Dan ketakutan yg paling mendasar adalah takut mati, takut tidak eksis. Perhatikan bagaimana seekor ayam mengais2 mencari makan; sebentar2 ditegakkannya kepalanya, melihat sekelilingnya, dg penuh ketakutan. Ini disebut ketakutan eksistensial, yg bersifat instinktif, yg dimiliki oleh semua makhluk, bukan hanya manusia.

Pada manusia, batinnya bukan hanya dirongrong oleh ketakutan eksistenslal, tapi berlipat ganda terdapat beraneka macam ketakutan intelektual (yg berasal dari pikiran): takut jatuh miskin, takut rugi, takut celaka, takut kanker, takut ditinggal orang yg dicintai, takut diserang orang, dst.

Kedua: ketidakpuasan, yg terkait dg keinginan dan harapan. Ini akibat konflik antara 'apa yg ada' (saat kini) dan 'apa yg diharapkan' (masa depan). Kepuasan hanya bersifat sementara, dg cepat berganti menjadi ketidakpuasan, yg lebih fundamental.

Semua itu bersumber dari pikiran dan aku/diri, yg membanding2kan, dan mengharap2 ke masa depan.

Semua itu diringkas dg satu kata PENDERITAAN.

Mereka yg terlatih menyadari batinnya, pada suatu titik akan mengalami berhentinya pikiran & lenyapnya aku/diri. Di situ ia akan mengalami sendiri KEBEBASAN (bukan berteori), sekalipun hanya untuk sementara waktu.

Dan ia langsung tahu berdasarkan pengalaman sendiri, bahwa padamnya pikiran/aku adalah pintu menuju Pembebasan terakhir.

Dan ia mengalami pula, di situ hadir sesuatu yg suci dan abadi, di situ hadir Cinta dan Kearifan, tapi itu lain sekali dari Tuhan, yg selama ini ada dalam pikirannya.

Bersyukur adalah kemampuan menghargai apa adanya

Bersyukur adalah kemampuan menghargai apa adanya.

Yang menyebabkan kesulitan adalah karena ketidakpuasan, tidak bersedia menerima keadaan

Sang Buddha membabarkan kepada kita penyebab kesedihan di dalam pikiran kita dalam kehidupan ini. Kekotoran batin adalah menyedihkan. Hal itu bukan karena pikiran yang sedih. Kita tidak tahu apa pikiran dan kekotoran batin itu. Dalam segala hal, kita tidak pernah puas. Dan kita tidak ingin berhubungan dengan hal tersebut. Sebenarnya jalan hidup kita tidaklah sulit. Yang menyebabkan kesulitan adalah karena ketidakpuasan, tidak bersedia menerima keadaan. sifat-sifat kekotoran batin itulah yang menyebabkan timbulnya kesulitan atau penderitaan.

~Ajahn Chah

KEHENINGAN TIDAK DIBANGUN MELALUI LATIHAN

Disiplin, pengasingan, pelepasan, ritual, praktik kebajikan, semua ini, betapa pun mulia, adalah proses pikiran, dan berpikir hanya dapat bekerja menuju suatu tujuan, menuju sebuah pencapaian, yang adalah yang dikenal.

Pencapaian adalah keamanan, kepastian yang melindungi-diri dari yang dikenal. Mencari keamanan di dalam apa yang tanpa-nama berarti mengingkarinya.

Keamanan yang mungkin ditemukan hanya ada di dalam proyeksi dari masa lalu, dari yang dikenal.

Oleh karena itu, batin harus sepenuhnya hening secara mendalam, tapi hening ini tidak dapat dibeli dengan pengorbanan, sublimasi, atau penindasan.

Keheningan ini datang pada saat batin tidak lagi mencari, tidak lagi terperangkap dalam proses menjadi.

Keheningan ini tidak kumulatif, ini tidak mungkin dibangun melalui latihan.

Keheningan ini harus menjadi yang tak dikenal bagi pikiran, seperti apa yang abadi, karena jika batin mengalami keheningan, maka ada 'dia yang mengalami', yang adalah hasil dari pengalaman masa lalu, yang mengenali keheningan pada masa lalu; dan apa yang dialami oleh 'dia yang mengalami' hanyalah pengulangan yang diproyeksikan oleh diri.

Batin tidak pernah dapat mengalami apa yang baru, dengan demikian batin harus benar-benar hening. Batin bisa hening hanya ketika ia tidak mengalami, berarti ketika ia tidak memberikan istilah atau menamai, merekam atau menyimpan dalam ingatan.

Penamaan dan pencatatan ini adalah proses terus-menerus dari berbagai lapisan kesadaran, bukan hanya dari batin lapisan atas. Tapi, ketika batin yang di permukaan tenang, maka batin yang lebih dalam dapat memberikan isyarat-isyaratnya.

Ketika seluruh kesadaran hening dan tenang, bebas dari semua proses menjadi - yang adalah spontanitas - hanya disitu muncul apa yang tak-terukur.

J Krishnamurti - Commentaries on Living, Series I,44

Tidak ada yang bisa membuat Anda menderita, kecuali Anda mengizinkannya.


inside force ...


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...