KEHENINGAN TIDAK DIBANGUN MELALUI LATIHAN

Disiplin, pengasingan, pelepasan, ritual, praktik kebajikan, semua ini, betapa pun mulia, adalah proses pikiran, dan berpikir hanya dapat bekerja menuju suatu tujuan, menuju sebuah pencapaian, yang adalah yang dikenal.

Pencapaian adalah keamanan, kepastian yang melindungi-diri dari yang dikenal. Mencari keamanan di dalam apa yang tanpa-nama berarti mengingkarinya.

Keamanan yang mungkin ditemukan hanya ada di dalam proyeksi dari masa lalu, dari yang dikenal.

Oleh karena itu, batin harus sepenuhnya hening secara mendalam, tapi hening ini tidak dapat dibeli dengan pengorbanan, sublimasi, atau penindasan.

Keheningan ini datang pada saat batin tidak lagi mencari, tidak lagi terperangkap dalam proses menjadi.

Keheningan ini tidak kumulatif, ini tidak mungkin dibangun melalui latihan.

Keheningan ini harus menjadi yang tak dikenal bagi pikiran, seperti apa yang abadi, karena jika batin mengalami keheningan, maka ada 'dia yang mengalami', yang adalah hasil dari pengalaman masa lalu, yang mengenali keheningan pada masa lalu; dan apa yang dialami oleh 'dia yang mengalami' hanyalah pengulangan yang diproyeksikan oleh diri.

Batin tidak pernah dapat mengalami apa yang baru, dengan demikian batin harus benar-benar hening. Batin bisa hening hanya ketika ia tidak mengalami, berarti ketika ia tidak memberikan istilah atau menamai, merekam atau menyimpan dalam ingatan.

Penamaan dan pencatatan ini adalah proses terus-menerus dari berbagai lapisan kesadaran, bukan hanya dari batin lapisan atas. Tapi, ketika batin yang di permukaan tenang, maka batin yang lebih dalam dapat memberikan isyarat-isyaratnya.

Ketika seluruh kesadaran hening dan tenang, bebas dari semua proses menjadi - yang adalah spontanitas - hanya disitu muncul apa yang tak-terukur.

J Krishnamurti - Commentaries on Living, Series I,44
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...