HUDOYO HUPUDIO:
Penderitaan adalah sifat dasar kehidupan semua makhluk.
Yg paling mendasar adalah ketakutan, kecemasan, kekhawatiran. Dan ketakutan yg paling mendasar adalah takut mati, takut tidak eksis. Perhatikan bagaimana seekor ayam mengais2 mencari makan; sebentar2 ditegakkannya kepalanya, melihat sekelilingnya, dg penuh ketakutan. Ini disebut ketakutan eksistensial, yg bersifat instinktif, yg dimiliki oleh semua makhluk, bukan hanya manusia.
Pada manusia, batinnya bukan hanya dirongrong oleh ketakutan eksistenslal, tapi berlipat ganda terdapat beraneka macam ketakutan intelektual (yg berasal dari pikiran): takut jatuh miskin, takut rugi, takut celaka, takut kanker, takut ditinggal orang yg dicintai, takut diserang orang, dst.
Kedua: ketidakpuasan, yg terkait dg keinginan dan harapan. Ini akibat konflik antara 'apa yg ada' (saat kini) dan 'apa yg diharapkan' (masa depan). Kepuasan hanya bersifat sementara, dg cepat berganti menjadi ketidakpuasan, yg lebih fundamental.
Semua itu bersumber dari pikiran dan aku/diri, yg membanding2kan, dan mengharap2 ke masa depan.
Semua itu diringkas dg satu kata PENDERITAAN.
Mereka yg terlatih menyadari batinnya, pada suatu titik akan mengalami berhentinya pikiran & lenyapnya aku/diri. Di situ ia akan mengalami sendiri KEBEBASAN (bukan berteori), sekalipun hanya untuk sementara waktu.
Dan ia langsung tahu berdasarkan pengalaman sendiri, bahwa padamnya pikiran/aku adalah pintu menuju Pembebasan terakhir.
Dan ia mengalami pula, di situ hadir sesuatu yg suci dan abadi, di situ hadir Cinta dan Kearifan, tapi itu lain sekali dari Tuhan, yg selama ini ada dalam pikirannya.
Penderitaan adalah sifat dasar kehidupan semua makhluk.
Yg paling mendasar adalah ketakutan, kecemasan, kekhawatiran. Dan ketakutan yg paling mendasar adalah takut mati, takut tidak eksis. Perhatikan bagaimana seekor ayam mengais2 mencari makan; sebentar2 ditegakkannya kepalanya, melihat sekelilingnya, dg penuh ketakutan. Ini disebut ketakutan eksistensial, yg bersifat instinktif, yg dimiliki oleh semua makhluk, bukan hanya manusia.
Pada manusia, batinnya bukan hanya dirongrong oleh ketakutan eksistenslal, tapi berlipat ganda terdapat beraneka macam ketakutan intelektual (yg berasal dari pikiran): takut jatuh miskin, takut rugi, takut celaka, takut kanker, takut ditinggal orang yg dicintai, takut diserang orang, dst.
Kedua: ketidakpuasan, yg terkait dg keinginan dan harapan. Ini akibat konflik antara 'apa yg ada' (saat kini) dan 'apa yg diharapkan' (masa depan). Kepuasan hanya bersifat sementara, dg cepat berganti menjadi ketidakpuasan, yg lebih fundamental.
Semua itu bersumber dari pikiran dan aku/diri, yg membanding2kan, dan mengharap2 ke masa depan.
Semua itu diringkas dg satu kata PENDERITAAN.
Mereka yg terlatih menyadari batinnya, pada suatu titik akan mengalami berhentinya pikiran & lenyapnya aku/diri. Di situ ia akan mengalami sendiri KEBEBASAN (bukan berteori), sekalipun hanya untuk sementara waktu.
Dan ia langsung tahu berdasarkan pengalaman sendiri, bahwa padamnya pikiran/aku adalah pintu menuju Pembebasan terakhir.
Dan ia mengalami pula, di situ hadir sesuatu yg suci dan abadi, di situ hadir Cinta dan Kearifan, tapi itu lain sekali dari Tuhan, yg selama ini ada dalam pikirannya.