Saya selalu menekankan sifat2 pikiran sebagai berikut:
Definisi
'pikiran': "tanggapan terhadap rangsangan/objek yg datang dari luar
(melalui pancaindera) dan yg datang dari dalam (ingatan dari masa
lampau)."
Ada sekurang2nya 5 sifat pikiran yg perlu diketahui:
(1) Pikiran menggunakan kata2/bahasa; jadi satu kata, mengenali sesuatu dsb adalah pikiran.
(2) Pikiran selalu terbatas, terkondisi (oleh masa lampau), dan subjektif (tidak ada pikiran yg sepenuhnya objektif).
(3) Pikiran menciptakan 'dualitas psikologis' (benar/salah,
boleh/tidak-boleh, baik/buruk, indah/jelek) yg tidak ada dalam
kenyataannya di luar pikiran.
(4) Pikiran menciptakan aku/diri/ego/kramadangsa, yg tidak ada dalam kenyataannya di luar pikiran.
(5) Pikiran menciptakan waktu (masa lampau & masa depan) yg tidak ada dalam kenyataannya di luar pikiran.
Jadi: di satu sisi, pikiran sangat penting untuk survival individu
manusia, dan telah menghasilkan kecanggihan teknologi material masa
kini; tetapi di sisi lain, pikiran adalah sumber konflik dan penderitaan
di dalam batin dan di masyarakat.
Pikiran dapat memahami
kebenaran2 material; tetapi pikiran tidak dapat memahami kebenaran
spiritual. Untuk sampai pada kebenaran yg hakiki, pikiran dan aku/diri
harus berhenti/padam.
[Hudoyo Hupudio]