Sebenarnya, kebahagiaan adalah dukkha (penderitaan) yang menyamar,
tetapi dalam bentuk yang tidak ketara, yang tidak dapat kamu lihat.
Bila
kamu melekat pada kebahagiaan berati sama saja kamu melekat pada
penderitaan, tetapi kamu tidak menyadarinya.
Bila kamu menggengam
kebahagiaan, tidak mungkin terlepas dari penderitaan itu. Kebahagiaan
dan penderitaan itu tidak terpisah.
Karena itu Sang Buddha mengajarkan
kita untuk mengenali penderitaan, melihatnya sebagai "warisan kejahatan
dalam kebahagiaan", mengerti bahwa kebahagiaan dan penderitaan itu
sesungguhnya sama.
Jadi, berhati-hatilah!
Ketika kebahagiaan muncul,
jangan terlalu gembira, dan jangan terus membawanya
(menggengamnya/melekatinya). Bila penderitaan datang, jangan putus asa,
jangan kehilangan kendali karenanya. Mengertilah bahwa mereka memiliki
nilai yang sama, yang tidak perlu "dilekati", "digenggami" atau
"dipikul" dalam dunia ini...