Situasi apapun tidak pernah merupakan
penyebab-utama ketidak-bahagiaan Anda;
pikiran Anda tentangnyalah penyebab-utamanya.
~ Eckhart Tolle.
If You Love a Flower
If you love a flower, don't pick it up.
Because if you pick it up id dies and it ceases to be what you love.
So if you love a flower, let it be.
Love is not about possession.
Love is about appreciation.
Because if you pick it up id dies and it ceases to be what you love.
So if you love a flower, let it be.
Love is not about possession.
Love is about appreciation.
Segala sesuatu yang Anda miliki pada hakikatnya adalah ilusi
Sebagaimana terlihat dengan jelas, merupakan fakta ilmiah dan logis bahwa “dunia luar” tidak memiliki realitas materialistis tetapi merupakan kumpulan citra yang dihadapkan secara terus-menerus kepada kita. Akan tetapi, orang biasanya tidak memasukkan, atau cenderung tidak mau memasukkan segala sesuatu ke dalam konsep “dunia luar”.
Jika Anda memikirkan hal ini dengan tulus dan berani, Anda akan menyadari bahwa rumah, perabotan di dalamnya, mobil yang mungkin baru saja dibeli, kantor, perhiasan, rekening di bank, koleksi pakaian, suami atau istri, anak-anak, rekan sejawat, dan semua yang Anda miliki sebenarnya termasuk dalam dunia luar imajiner yang diproyeksikan kepada Anda. Segala sesuatu yang Anda lihat, dengar, atau cium — singkatnya, Anda tangkap dengan kelima indra adalah bagian dari “dunia imajiner” ini. Suara penyanyi favorit Anda, kerasnya kursi yang Anda duduki, parfum yang aromanya Anda suka, matahari yang menghangatkan tubuh Anda, bunga dengan warna yang indah, burung yang terbang di depan jendela Anda, speedboat yang bergerak cepat di atas air, kebun Anda yang subur, komputer yang Anda gunakan di tempat kerja, hi-fi dengan teknologi tercanggih di dunia….
Ini adalah kenyataan, karena dunia ini hanyalah kumpulan citra yang terproyeksikan kepada manusia. Manusia disodorkan sepanjang hidupnya dengan persepsi-persepsi yang tidak mengandung realitas.
Fakta yang saya gambarkan dalam tulisan ini, yaitu bahwa segala sesuatu adalah citra, ini merupakan hal yang sangat penting karena implikasinya membuat semua nafsu dan batas-batas menjadi tidak berarti. Pembuktian fakta ini memperjelas bahwa segala sesuatu yang dimiliki dan diusahakan orang, kekayaan yang diperoleh dengan tamak, anak-anak yang mereka banggakan, suami atau istri yang mereka anggap sebagai bagian terdekat, teman-teman mereka, tubuh mereka, kedudukan tinggi yang mereka pertahankan, sekolah yang telah mereka ikuti, liburan yang mereka lalui: semuanya hanyalah ilusi. Oleh karena itu, semua usaha yang dikerahkan, waktu yang dihabiskan serta ketamakan mereka, terbukti tidak berguna.
Itulah mengapa sebagian orang secara tidak sadar mempermainkan diri sendiri ketika mereka membanggakan kekayaan dan harta, atau “kapal pesiar, helikopter, pabrik, perusahaan, rumah dan tanah” mereka, seolah-olah semuanya benar-benar ada. Orang-orang kaya ini dengan bangga bepergian dengan kapal pesiar mereka, memamerkan mobil-mobil mereka, terus membicarakan kekayaan mereka, menganggap bahwa jabatan menempatkan status mereka lebih tinggi dari orang lain, dan terus berpikir bahwa mereka sukses karena semua itu. Orang-orang ini seharusnya memikirkan status apa yang akan mereka dapati bagi diri mereka setelah menyadari bahwa kesuksesan itu bukan apa-apa melainkan ilusi belaka.
Dalam kenyataannya, pemandangan ini sering terlihat dalam mimpi pula. Dalam mimpi, mereka pun memiliki rumah, mobil balap, perhiasan sangat mahal, gulungan uang, serta timbunan emas dan perak. Dalam mimpi, mereka juga menempati status sosial tinggi, memiliki pabrik dengan ribuan pekerja, memiliki kekuasaan untuk mengatur banyak orang, berpakaian yang membuat setiap orang kagum. Seperti halnya membanggakan kepemilikan dalam mimpi membuat seseorang menjadi bahan ejekan, ia pasti akan dipermalukan juga jika membanggakan citra yang dilihatnya di dunia ini. Bagaimanapun juga, baik yang dilihatnya dalam mimpi maupun yang dimilikinya di dunia ini hanyalah citra dalam otak.
Sama halnya, cara orang bereaksi terhadap kejadian-kejadian yang dialami di dunia akan membuat mereka malu ketika menyadari kenyataan sebenarnya. Mereka yang saling bertengkar sengit, berteriak-teriak marah, menipu, menerima suap, terlibat pemalsuan, berbohong, rakus menimbun uang, berbuat salah terhadap orang lain, memukul dan mengutuk orang lain, menjadi penindas, berambisi pada pekerjaan dan status, iri hati, pamer, menganggap diri sendiri suci, dan sebagainya, akan malu ketika menyadari bahwa mereka telah melakukan semua perbuatan ini dalam mimpi.
Semua hal yang tampaknya Anda miliki sebenarnya tidak ada sama sekali, seluruhnya hanya sebuah mimpi dan tersusun atas citra yang diperlihatkan kepada Anda.
Jika seseorang merenungkan dalam-dalam semua yang disampaikan di sini, dia akan segera menyadari sendiri situasi yang luar biasa dan menakjubkan ini: bahwa semua kejadian di dunia tak lebih dari imajinasi belaka…
Pada dasarnya hidup adalah penderitaan
HUDOYO HUPUDIO
Benar, kebanyakan orang menganggap pikiran & aku itu perlu untuk hidup di dunia. Di situ orang mengalami ketidakpuasan, penderitaan, kesedihan dan hanya diselingi kebahagiaan sesaat2 saja. Itulah sebabnya dikatakan, bahwa pada dasarnya hidup adalah penderitaan. Ini tidak disadari oleh kebanyakan manusia.
Tetapi kalau Anda pernah mengalami berhentinya pikiran & aku, berhentinya nafs, di dalam khalwat (retret) & tafakur (meditasi) yg khusyuk, Anda akan melihat betul kebenaran dari pernyataan di atas, bahwa hidup adalah penderitaan.
Maka Anda akan menghabiskan hidup Anda sekadarnya saja; tapi batin Anda akan terus tertuju pada berhentinya pikiran & aku, berhentinya nafs.
Benar, kebanyakan orang menganggap pikiran & aku itu perlu untuk hidup di dunia. Di situ orang mengalami ketidakpuasan, penderitaan, kesedihan dan hanya diselingi kebahagiaan sesaat2 saja. Itulah sebabnya dikatakan, bahwa pada dasarnya hidup adalah penderitaan. Ini tidak disadari oleh kebanyakan manusia.
Tetapi kalau Anda pernah mengalami berhentinya pikiran & aku, berhentinya nafs, di dalam khalwat (retret) & tafakur (meditasi) yg khusyuk, Anda akan melihat betul kebenaran dari pernyataan di atas, bahwa hidup adalah penderitaan.
Maka Anda akan menghabiskan hidup Anda sekadarnya saja; tapi batin Anda akan terus tertuju pada berhentinya pikiran & aku, berhentinya nafs.
Langganan:
Postingan (Atom)